google.com |
Ratusan pemuda terlihat berkumpul memadati persimpangan jalan. Bukan untuk berdemo atau tauran. Namun, mereka disana sedang melakukan sebuah perayaan yang di namai Perang Api. Berbeda dengan tradisi perang yang lainnya. perang ini hanya diikuti oleh masyarakat lombok khususnya agama hindu dan di selenggarakan saat perayaan nyepi. Sedangkan untuk perayaannya sendiri berpusat di sebuah perkampungan bali di cakranegara, antara dua kawasan yang dipisahkan oleh jalan raya. Yakni warga negare sakah dengan warga di sekitar sweta cakranegara.
Perayaan ini di tandai dengan saling serang antara warga saka dan sweta. Dengan menggunakan daun kelapa kering yang sengaja di bakar kemudian disabetkan kelawan hingga membentuk percikan-percikan api. tidak kebayang bila salah satu percikan api mengenai kita. Bisa-bisa kulit kita akan terbakar atau melepuh. Serem, mungkin ini salah satu kata yang bisa terucap. Sebaliknya berbeda dengan pendapat warga yang ada di sekitar. Mereka percaya bahwa percikan-percikan api yang mengenai badan akan membantu melindungi mereka dari pengaruh roh jahat.
Menurut cerita yang berkembang tradisi ini sudah ada sejak lama, yakni ketika datangnya wabah penyakit yang tidak jelas asalnya. Pada saat itu, warga dari kedua kampung tersebut banyak yang meninggal. Untuk mengatasi itu semua, ada yang menganjurkan dilakukan pembakaran api. Pada awalnya, kegiatan ini dinamakan Manca Sanah, yakni untuk mengusir Buta Kala.
Selain itu, ternyata tradisi ini tidak hanya di kenal dilombok saja lo. Namun, di pulau Bali juga ada. Apalagi bila melihat sejarah panjang antara Bali-Lombok. Jadi sudah sewajarnya bila ada kemiripan dari tradisi tersebut. Untuk perayaannya tradisi ini biasanya dilakukan seusai pawai ogoh-ogoh serta upacara Tawur Kesange(memoon penyucian) di pura jaganatha Taman mayura.
Bagi umat hindu yang mendiami pulau lombok, perang api ini tidak didasarkan pada nafsu untuk saling mengalahkan. Namun, ditujukan untuk memerangi hawa nafsu saat hari raya nyepi. Dan mereka percaya bila manusia berhasil menaklukan hawa nafsunya maka akan dapat merasakan hidup bahagia di dunia dan akhirat.
sumber: terune.wordpress.com