Ada yang menarik dari tradisi di daerah tempat tinggalku. Tradisi ini bernama bau nyale. Bau menurut bahasa sasak dapat berarti menangkap, sedangkan nyale dapat berarti cacing laut yang hidup di lubang- lubang batu karang di bawah permukaan laut. Jadi, bau nyale merupakan tradisi menangkap cacing laut.
Kegiatan ini biasanya dilaksanakan secara turun-temurun selama satu tahun sekali. Tentunya, sesuai dengan penanggalan suku sasak. Dalam penanggalan tersebut tradisi ini jatuh pada tanggal dua puluh bulan ke sepuluh atau lima hari bulan purnama. Namun, bila menggunakan perhitungan kalender masehi maka, kegiatan ini jatuh antara akhir bulan februari atau bulan maret.
Bagi suku sasak khususnya di lombok tengah meyakini bahwa cacing laut yang di tangkap merupakan jelmaan dari putri mandalika. Bila menangkapnya akan mendatangkan kesejahteraan dan limpahan hasil panen. Nyale yang ditangkap bagi masyarakat sekitar biasanya diolah menjadi masakan seperti pes atau dikukus dengan daun.
|
sumber :www.google.com |
|
Menurut dongeng, putri mandalika memilih untuk menceburkan dirinya karena dia bingung menentukan pilihannya. Tapi dia juga takut akan terjadi perang antara beberapa kerajaan. Bila memilih salah satu dari para pangeran yang melamarnya. Sebelum menyeburkan dirinya. Sang putri mengatakan bahwa dirinya adalah milik semua orang dan dia tidak dapat memilih satu diantara para pangeran yang melamarnya. Dan dia juga menambahkan bahwa takdirnya adalah menjadi Nyale yang dapat dinikmati semua orang.
Kemudian dia pun menceburkan dirinya ke dalam laut. Dan putri pun hilang di telan gelombang yang disertai dengan angin kencang, kilat dan petir. Pada saat itu mereka sangat kebingungan. Dicari di kemana-mana ternyata malah yang muncul adalah binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak, dan binatang itu disebut sebagai Nyale. Mereka meyakini binatang itulah jelmaan dari sang putri. Sebagai rasa cinta kasih mereka kepada sang putri kemudian mereka pun, beramai-ramai mengambil binatang itu sebanyak-banyaknya untuk dinikmati. Itulah sepenggal dari kisah bau nyale.
Untuk saat ini, penangkapan nyale ada di beberapa tempat di sekitar pantai selatan pulau lombok yaitu pantai kaliantan, kuta, selong belanak dan mawun. Dari tahun ke tahun tradisi bau nyale ini selalu disambut dengan antusias baik itu dari masyarakat lombok maupun turis mancanegara yang berkunjung. Dan kegiatan ini di jadikan event tahunan sekaligus untuk melestarikan kebudayaan.